Teman-teman semua, ramadhan tahun ini memang ramadhan yang sangat istimewa. Kita menjalankan dengan penuh keterbatasan dan merasakan bulan ramadhan yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tentu hal ini jangan sampai mengurangi ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Selain karena bencana Covid-19 yang mewabah dan menyerang seluruh penjuru dunia. Akhir-akhir ini kita juga dihebohkan dengan berita peristiwa mengerikan di muka bumi yang akan terjadi pada pertengahan bukan ramdahan. Kabarnya peristiwa itu akan terjadi apabila 15 ramadhan jatuh pada hari Jum’at. Mari kita ulas bersama kabar ini.
Pernah dengan kabar ini?
“Apabila telah terdengar suara dahsyat di bulan ramadhan, maka akan terjadi huru-hara di bulan Syawal. Semua suku akan saling berselisih di bulan Dzulqa’dah. Dan akan terjadi pertumpahan darah di bulan Dzulhijjah dan bulan Muharram. Dan manusia akan banyak yang terbunuh”
Nabi menyebutkan hal tersebut sebanyak 3 kali. Para sahabat pun bertanya “suara keras apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “suara keras yang terjadi di pertengahan Ramadhan, pada malam Jum’at. Suara dahsyat itu mengagetkan banyak orang-orang yang sedang tertidur, menjadikan orang berdiri terjatuh, para wanita terhempas keluar dari kamarnya, pada malam Jum’at tahun tersebut banyak terjadi gempa bumi. Jika kalian telah melaksanakan shalat subuh di hari Jum’at pada pertengahan Ramadhan tersebut, masuklah kalian ke dalam rumah-rumah kalian. Tutuplah pintu-pintunya, tutuplah lubang-lubangnya, lindungi diri kalian dengan selimut,tutuplah telinga kalian jika kalian merasakan adanya suara yang dahsyat maka sujudlah kepada Allah dan ucapkanlah, Subhanal Quddus, Subhanal Quddus, Rabbanal Quddus. Barang siapa yang melakukannya niscaya akan selamat, dan yang tidak melakukannya akan binasa.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Nu’aim Bin Hammad dalam kitabnya al-Fitan.
Baca Juga : Tanggapan Buya Yahya Dan Syafiq Riza Basalamah Mengenai Viralnya Hadis 15 Ramadhan 2020
Kita semua tahu bahwa Hadits ini sangat booming di akhir-akhir ini. Dan banyak di bagikan oleh masyarakat melalui broadcast WA, status FB maupun medsos lainnya. Bahkan beberapa Da’i juga membawakannya di majelis-majelisnya. Ditambah lagi pada ramadhan 2020 ini tanggal 15 jatuh pada hari jum’at. Tepat seperti bunyi Hadits tersebut. Lalu apa yang terjadi, pasti kalian bisa membayangkan betapa riuhnya negeri ini.
Pertanyaannya adalah benarkah Hadits ini?
Jawabannya adalah Hadits diatas palsu.
Sederet ulama yang di kenal akan keahliannya di bidang hadits menentang Hadits ini dan menjabarkan bahwa perawinya terdiri dari orang-orang yang sering berdusta dan mengarang-ngarang Hadits. Diantara para perawi lemah itu adalah Nu’aim Bin Hammad, Al Harits Bin Abdullah A’war Al Hamdani, Ibnu Lahi’ah dan Muhammad Bin Tsabit Al Bunani.
Kemudian dijabarkan pula apa saja kelemahan-kelemahan mereka sehingga para ulama sepakat akan kepalsuan kalimat yang disandarkan ke Rasul ini.
Ibnu Jauzi berkata, Hadits ini palsu, dusta atas nama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam. (AL-maudhu’at, 3/191)
Imam As Suyuthi mengatakan, dalam Al-Lali’ Al-Mashnu’ah (2/387-388) beliau menyebutkan Hadits sejenis dengan berbagai redaksi, dan semuanya cacat.
Syaikh Abdul Aziz Bin Baz Rahimahullah berkata “Hadits ini tidak mempunyai dasar yang benar, bahkan ini adalah Hadits yang bathil dan dusta” (lihat Majmu’fatawa Bin Baz XXVI/339-341)
Al-Uqaily Rahimahullah berkata “Haditst ini tidak memiliki dasar yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercya), atau dari jalan yang tsabit (kuat dan benar adanya)” ((lihat Adh-Dhu’afa Al-Kabir III/52)
Jadi dapat disimpulkan bahwa perawi-perawi (orang-orang yang menyampaiakn Hadits) ini tidak dapat dipercaya. Karena mereka telah dikatakan sebagai orang-orang lemah dan sering memalsukan Hadits atau mengubah-mengubahnya. Maka, kita tidak boleh mempercayai ini adalah perkataan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Salam. Perkataan ini adalah karangan orang-orang yang meriwayatkan-nya dan mengatakan ini dari rasul padahal tidak.
Sedangkan kita tahu, berdusta atas nama Rasulullah memiliki hukum yang berat. Menyandarkan sesuatu yang tidak pernah rasul katakan lalu menyebutkannya sebagai hadits adalah dosa besar yang merusak kemurnian islam.
Kan tujuannya baik?
Iya, mungkin dengan hal itu orang-orang akan ketakutan dan bertaubat. Tetapi apa itu yang rasul ajarkan?
Mendakwahi orang dengan rasa takut dan kebohongan?
Tidak, wallahi apa yang rasul sampaikan adalah dari Allah, bukan hawa nafsu beliau.
Jika kita main logika, misal ada orang yang datang ke sebuah pesisir dan mengatakan “ketua BMKG bilang malam ini ada tsunami datang setinggi 30 meter! Cepat evakuasi!”
Lalu warga panik dan berhamburan kacau. Tetapi setelah orang melakukan evakuasi, lalu dikatakan “tadi biar kita waspada saja”
Kira-kira orang-orang yang sudah panik apakah tidak marah?
Dan ketua BMKG yang ia “tuduh” mengatakan hal itu juga tidak dirugikan dan tercoreng nama BMKG?
Begitulah analogi ketika orang menyebarkan berita bohong dengan dalih “demi kebaikan”. So,jika kamu sudah mendapati kabar diatas dan sempat mengabarkannya ke orang lain, mungkin kamu bisa ralat dan katakan kebenarannya. Itu lebih baik ketimbang kita membawa dosa berbohong atas nama rasulullah.
Tetapi dengan kepalsuan Hadits ini bukan berarti kita bisa leha-leha. Persiapkan diri sendiri dan keluarga kita untuk menghadapi hari akhir yang bisa kapan saja terjadi setelah munculnya tanda-tanda yang sudah rasulullah kabarkan. Sumber muslim.or.id, bincangsyariah.com
Diambil dari Twitter @mwv_mystic